Selasa, 09 April 2013

Abdi dan Capit





Angin dingi  pantai Klayar menerpa wajah Abdi. Hangatnya sinar matahari bulan juli di pesisir pacitan, di tepi jawa timur membakar kulit Abdi yang semakin legam. Dipandangnya hamparan pasir putih yang terpampang disepanjang pantai. Laut biru jernih membentang laksana lukisan.

" Huh, Bosan!" Abdi mengdengus kesal. Dilemparnya cangkang-cangkang umang yang berserakan ke arah laut, sambil berjalan perlahan, tiba-tiba,....

"Aduh! Siapa yang usil melempar cangkang umang ke kepalaku?" terdengar suara dari arah batu karang.

Abdi terkejut, didekatinya batu karang dengan hati-hati. Tidak ada seorangpun disitu, hanya seekor kepiting dengan capit yang tidak tajam.

"Tidak ada siapa-siapa?" bisik Abdi bingung.

"Hei, lemparanmu mengenai kepalaku!" kepiting besar itu bicara dan tampak marah pada Abdi. Abdi terkejut bukan kepalang. Kepiting berbicara?

"Kamu bisa bicara?" tanya Abdi bingung

Kepiting itu mengangguk kesal.

"Maaf yaa! " sambung abdi cepat, diulurkan tangannya tanda minta maaf, tetapi segera ditarik lagi melihat capit  kepiting itu berkilat tajam.

"Hmm, tidak apa. Kenalkan aku Capit!" kepiting besar itu memperkenalkan diri.

"Aku abdi'" jawab abdi tersenyum, hilang sudah rasa takutnya.

"Sedang apa kau disini abdi? Bukankah libur sekolah telah tiba?" tanya capit ramah.

"Aku bosan, setiap kali musim libur, aku tidak pernah kemana-mana. Bapak dan Ibuku sibuk dengan tokonya, karena pengunjung semakin banyak jika musim ibur begini!" abdi berkeluh kesah pada capit.

"Hei, tidaklah kau sadari, banyak sekali yang bisa kau lakukan untuk mengisi liburanmu," capit berseru dengan semangat.

"Apa misalya?" abdi balas bertanya.

Capit mengajak abdi berjalan menyusuri pesisir pantai menuju ke arah timur, dimana tebing-tebing kapur berdiri dengan gagah. Mereka mendaki ke atas tebing dan beridiri memandang ke sekeliling.

"Perhatikan pantai klayar ini abdi, apa yang kau lihat? apa yang kau rasakan?" capit menunjuk ke seluruh pantai.

Abdi terdiam memandang, ke sekeliling pantai, ada hamparan pasir putih yang lembut, ada suara deur ombak dari samudera yang biru jernih, ada jejeran batu karang yang kokoh, ada hembusan angin sejuk dari arah gunung-gunung sekitar pacitan.

"Hmm, ternyata pantai ini indah sekali ya capit," gumam abdi tersenyum.

Capit mengangguk setuju.

"Lalu?" capit bertanya.

"Aku tahu! Aku tahu! aku akan melukis keindahan pantai klayar, lalu akan aku beri bingkai dan aku taruh di toko cinderamata orang tuaku," abdi terpekik senang, wajahnya tampak memerah.

Capit tersenyum," Ide yang bagus sekali. Kau memang anak hebat."

Berhari-hari abdi sibuk dengan peralatan lukisnya, lukisannya indah luar biasa. Di toko pengunjung senang dengan karya abdi dan membeli lukisan abdi. Abdi senang bisa membantu bapak dan ibunya, sekaligus menikmati libur panjangnya.

Capit pun menjadi sahabat istimewa abdi, setiap kali abdi melukis di tepi pantai klayar, capit setia menemani. Hingga dalam setiap lukisan karya abdi selalu ada gambar capit di situ. Liburan kali ini adalah liburan teristimewa bagi Abdi.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar